Saturday, January 15, 2011

Sejarah Bangsa Indonesia (Irian Jaya dan Timor-Timur)

Irian Jaya

Setelah menolak supervisi dari PBB, 
pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia. 
Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. 
Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. 
Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut. 


Timor Timur

Dari 1596 hingga 1975, 
Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. 
Akibat kejadian politis di Portugal, 
pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. 
Dalam pemilu lokal pada tahun 1975, 
Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.

Pada 7 Desember 1975, 
pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, 
dibantu peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, 
berharap dengan memiliki Timor Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada masa-masa awal, 
pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan ,kelaparan dan lain-lain. 
Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia.
Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. 
Segera setelah hasilnya diumumkan, 
dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, 
seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, 
MPR membatalkan dekrit 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.

No comments:

Post a Comment